Gaji bos alias CEO (Chief Executive Officer) Microsoft, Satya Nadella di tahun 2025 naik lebih dari lima kali lipat dari gaji pertama dia 10 tahun lalu. Berdasarkan laporan gaji yang dikirimkan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), total gaji dan kompensasi yang diterima Satya Nadella di tahun ini mencapai 96,5 juta dollar AS (sekitar Rp 1,6 triliun). Angka ini naik sekitar lima kali lipat dari gaji Satya Nadella yang ia terima pada 2015 lalu dengan angka 18 juta dollar AS (sekitar Rp 299,7 miliar). Satya sendiri masuk Microsoft sekitar Februari 2014 lalu.
Gaji Satya di 2025 ini, yang dibayarkan per tahun, naik dari 2023 dan 2024 lalu. Kala itu, ia menerima total kompensasi masing-masing sebesar 48,5 juta dollar AS (sekitar Rp 807 miliar) dan 79,1 juta dollar AS (sekitar Rp 1,3 triliun).
Nah, gaji dan kompensasi yang diterima Satya Nadella ini sebagian besar berasal dari kepemilikan saham (stock awards) di Microsoft. Nilai stock awards ini mencapai angka 84 juta dollar AS (sekitar Rp 1,4 triliun).
Biasanya, stock awards memang menjadi satu komponen gaji bagi seorang pejabat di sebuah perusahaan besar. Jika harga saham naik, maka nilai stock awards juga akan ikutan meningkat. Menurut data Macrotrends, harga saham Microsoft sendiri memang meningkat drastis sejak 2015 lalu. Pada Oktober 2015, harga saham perusahaan yang dirintis Bill Gates ini berada di level 45 dollar AS (sekitar Rp 749.000) per lembar. Namun di 2025, harga saham Microsoft sudah menyentuh angka 520 dollar AS (sekitar Rp 8,6 juta) per lembar. Dengan kata lain, terbilang cukup wajar apabila gaji dan kompensasi Satya Nadella naik drastis dari 2015 ke 2025, lantaran harga saham perusahaan yang ia pimpin juga meroket.
Di luar stock awards, Satya Nadella juga menerima insentif dan kompensasi lainnya. Di antaranya seperti bonus tunai kurang lebih 9,5 juta dollar AS (sekitar Rp 158 miliar), kompensasi lain-lain senilai 196.000 dollar AS (sekitar Rp 2,6 miliar), dan gaji pokok sebesar 2,5 juta dollar AS (sekitar Rp 41,6 miliar). Kenaikan kompensasi ini mencerminkan peran Nadella dalam mendorong Microsoft menjadi salah satu pemain utama di industri kecerdasan buatan (AI).
Di bawah kepemimpinannya, Microsoft menjadi perusahaan kedua yang pernah menembus kapitalisasi pasar hingga 4 triliun dollar AS (sekitar Rp 66.500 triliun) setelah Nvidia. Bisnis Microsoft moncer berkat infrastruktur cloud dan AI Azure AI Foundry, server cloud Azure, dan aplikasi berbasis AI Copilot yang memiliki peningkatan bisnis dan pendapatan.
Adapun kenaikan gaji Satya Nadella ini agaknya “tidak sejalan” dengan strategi perusahaan baru-baru ini, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Windows Central, Sabtu (25/10/2025). Pada pertengahan tahun ini, Microsoft sudah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap kurang lebih 15.000 karyawannya di seluruh dunia untuk efisiensi dan fokus pada strategi dan lini bisnis yang menguntungkan.




